HADIS QUDSI ANUGERAH ALLAH KEPADA MANUSIA

thumbnail-cadangan

AL HADIS :

 يَقُوْلُ اللّهُ تَعَالى:مَنْ عَادى ليْ وَلِيًّا فَقَدْ بَارَزَنِيْ بِالْحَربِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَاءِ مَا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَلَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّه ، فَإِذَا أَحْبَبْتُه كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِه ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُبِه ، وَيَدَهْ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا - الحدبث القدسي، - رواه البخاري عن أبي هريرة -

Allah SWt berfirman ( dalam Hadis Qudsi ) ; “ Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku ( hamba kesayangan-Ku ), maka sesungguhnya ia menentang perang kepada-Ku. Seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan ( melakukan ) suatu amalan tidaklah lebih utama daripada menunaikan suat ( kewajiban ) yang telah Aku fardlukan kepadanya. Tiada henti-hentinya seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan ( melakukan ) amalan-amalan sunnah kecuali Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengarkan sesuatu, Aku menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat sesuatu, aku menjadi tangannya yang ia gunakan untuk memegang sesuatu, dan Aku pun menjadi kakinya  yang ia gu8nakan untuk berjalan “ – Hadis Qudsi ini masih ada kelanjutannya ( HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah ).

Hadis Qudsi diatas adalah firman Allah di luar Al Qur’an yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

مَنْ عَادى ليْ وَلِيًّا فَقَدْ بَارَزَنِيْ بِالْحَربِ

Bagian pertama hadis qudsi ini menegaskan bahwa siapa pun yang memusuhi seorang wali ( hamba kesayangan Allah ), berarti ia melawan Allah.
Ada 2 pengertian tentang wali :
1. Orang yang menjadi kesayangan Allah bukan karena amal dan kelakuannya,melainkan karena bernasib mujur menjadi hamba pilihan-Nya. Wali yang pertama ini terdiri dari 3 kelas :
·         Kelas Rendah   : “ tidak seorang pun yang mengetahui kewaliannya kecuali sesama wali “
·         Kelas menengah : “ tidak seorang pun yang mengetahui kewaliannya kecuali para malaikat “
·         Kelas Tinggi : “ tidak seorang pun yang mengetahui kewaliannya kecuali Allah “
Jika pada diri wali sering tampak keramatnya ( sesuatu yang luar biasa ), maka tergolong wali kelas rendah. Meskipun kelas rendah, namun setiap orang yang memusuhinya dianggap oleh Allah sebagai penantang-Nya. Berbeda dengan Rasul atau nabi yang semuanya laki-laki, maka wali itu ada yang laki-laki dan ada yang perempuan.
2.  Orang menjadi kesayangan Allah karena amal dan kelakuannya. Dalam hal ini Imam Syafi’i mengatakan : “ Wali adalah setiap orang mukmin yang bertakwa “. Wali dalam pengertian yang kedua inilah yang sebenarnya dibicarakan dalam hadis Qudsi tersebut Dwimuka. Namun tidak salah juga orang mengaitkan Hadis Qudsi Dwimuka dengan profil wali dalam pengertian yang pertama.

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَاءِ مَا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

Bagian kedua hadis qudsi ini menjelaskan bahwa setiap orang dapat mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengistiqomahkan suat amalan dzikir, namun dengan cara menunaikan semua kewajiban agama justru lebih mendekatkan kepada Allah.

وَلَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّه

Bagian ketiga hadis qudsi ini lebih lanjut menegaskan bahwa orang yang menunaikan semua kewajiban agama di tambah dengan mengistiqomahkan amalan-amalan sunnah niscaya ia menjadi hamba kesayangan Allah.

فَإِذَا أَحْبَبْتُه كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِه ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُبِه ، وَيَدَهْ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا

Mengenai Hadis Qudsi ini ada 2 pendapat dikalangan para Ulama :
Pendapat pertama mengatakan bahwa orang yang sudah menjadi hamba kesayangan Allah mak pendengarannya menjadi pndengaran Allah, dan penglihatannya menjadi penglihatan Allah,sehingga telinga dan matanya dapat menembus sesuatu yang tidak dapat di dengar atau dilihat oleh orang pada umumnya.
Pendapat Kedua mengtakan yang dimaksud dengan potongan hadis qudsi diatas adalah :
·    Setiaporang dapat menjadi hamba kesayangan Allah apabila ia senantiasa menunaikan yang wajib dan mengamalkan yang sunnah ;
·    Sebagi ciri khas orang yang benar-benar mengabdi kepada Allah dalah tidak akan mendengarkan dan melihat selain sesuatu yang diperintahkan, dianjurkan atau dibenarkan dalam syariat Allah; bahkan tidak akan menggerakan tangan dan kakinya selin untuk memenuhi pnggilan Allah.
Begitulah yang dimaksud dengan bersyukur sebagaimana diebutkan pada akhir Surat An Nahl :78. 

BACA JUGA

DOWNLOAD
hadis qudsi dalam bentuk pdf 

qurdis sma/smk kelas X /10

0 comments:

Post a Comment